DIPONEGORO

DIPONEGORO

Selasa, 07 Februari 2017

Bagian kecil

Hari ini perlu kami renungkan, langkah kami sudah tak dekat lagi, jauh dari kampung halaman. Cahaya lentera pun sudah semakin temaram, ini tanda perjalanan kami sudah sangat lama. ku sempatkan diri menoleh ke belakang, Zahir masih berjalan dengan tegak dan itu membuatku merasa aman. aku banyak belajar ketika menjadi seorang Backpacker yang baik sekalipun tak mudah. jasad kami memang lelah, namun hati terus berdzikir. Aku kembali teringat sebuah ayat dalam surat Al-Mulk yang menyeru kita agar menjelajahi bumi dan memakan sebagian rezeki yang Allah suguhkan untuk makhluknya. Aku semakin bersemangat melangkahkan kaki ini. subuh hampir berubah, matahari tak sabar melawan cahaya lenteraku dengan cahaya besarnya. Sebuah perkampungan mulai tampak di ujung pandangan. "Za, itu ada perkampungan. kita istirahat disana aja ya." Pintaku. Zahir mengangguk lembut, lalu ia mematikan lentera yang bertengger di kepalanya. "baterai lenteraku hampir drop, aku ikutin kamu aja. Nanti aku charge kalau udah sampai sana." Gumamnya. hari ini tujuan kami adalah gunung penanggungan yang letaknya tepat di tanah Mojokerto. Ini pertama kalinya aku beralih ke Mojokerto, yang biasanya aku lebih sering ke arah jawa tengah, itu juga karena ajakan sepupuku satu-satunya ini. selama aku menjadi seorang backpacker, yang ku rasakan adalah muhasabah. terus dan terus, kami jadi lebih sering bermuhasabah. Banyak sekali hal yang ku dapatkan dari hobi ini. Sikap Tawaddlu', Tafakkur, selalu bersyukur bahkan bisa jadi Qanaáh. Nikmat sekali, aku banyak belajar dari alam dan banyak memahami maksud Allah menciptakan alam semesta beserta isinya ini, tak hanya untuk berfoya-foya. Dan yang paling tertanam dalam hatiku adalah, Álam sangat mencintai kita karena kita mensyukuri apa yang Allah berikan disekitar kita'. Nafasku beruap, sesekali ku mainkan ke arah wajah Zahir. "ih, jangan gitu dong Da." Pekiknya karena pandangannya teganggu. Oh ya, dia kerap memanggilku Eqtada, nama belakangku setelah Hana Naura. Kami terus berjalan mengikuti cahaya, hingga aku memutuskan untuk melepas lentera di kepalaku karena matahari sudah semakin berambisi menerangi. Baiklah, sudah sampai di peristirahatan awal, aku habiskan waktu untuk memompa tenaga untuk persiapan pendakian, begitu juga Zahir. Ini masih awal perjalanan baru, selanjutnya akan ku tuliskan lagi setelah aku berhasil sampai dipuncak gunung penanggungan. Semoga langkahku selanjutnya masih terselip semangat dan tenaga yang luar biasa untuk menjelajahi kreasi kebesaran Allah subhanahu wa taála......
Rahma-Mujiburrahman

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Foto bersama alimni ke-5

Foto bersama alimni ke-5
Pamer Piala yg bkn prestasi kita heee...

Rame

Rame
Ada Anton, Amir, Fadli, dkk...

Di kamar Badar

Di kamar Badar
Berantakan to....!!

Alumni ke XI

Alumni ke XI
generasi Gajah

Foto bersama di kelas (I'dad)

Foto bersama di kelas (I'dad)
Ad'aful Fusuul

Santri Ma'had

Santri Ma'had
hanafi, ali, jonan, zaenal, hakim